Ulangan Harian Bab 3

Gambar
Penilaian hasil belajar siswa menjadi hal yang penting guna mengetahui kemampuan dan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Dengan mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang telah diajarkan, guru dapat mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam menghadapi ujian semester. Salah satu metode yang dapat diterapkan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran tersebut adalah dengan ulangan harian. Namun demikian, bagi sebagian besar siswa, ulangan harian menjadi sesuatu yang menyeramkan. Hal ini dikarenakan kurangnya kesiapan siswa menghadapi soal-soal yang diberikan. Umumnya siswa merasa takut gagal, mendapatkan nilai yang kurang memuaskan, dan bahkan remidi. Latihan mengerjakan soal-soal dapat membantu siswa agar lebih terlatih ketika menghadapi ulangan harian. Selamat ulangan, klik soal di bawah ini!   link soal link soal

Mengapa Membaca itu Penting

Menjaga Suluh Dihempasan Angin Puyuh

Medio Juli 2021 masyarakat Indonesia dihebohkan dengan pernyataan dr. Louis yang salah satunya menyatakan tentang bahaya interaksi obat Covid-19. Tidak butuh waktu lama, pernyataan ini pun sontak menjadi viral di tengah-tengah masyarakat. Dan pada saat bersamaan korbanpun mulai berjatuhan disebabkan oleh pernyataan yang dikeluarkan seorang wanita yang “dulunya” berprofesi sebagai dokter tersebut, setidaknya demikian pengakuan keluarga korban.

Adalah Helmi Indra, sebagaimana dikutip dari mediaindonesia.com (19/7/2021), seorang warga Depok yang menceritakan kisah ayahnya yang meninggal setelah termakan hoax Covid-19 dari dr. Louis.

Sejatinya kasus tersebut tidak harus terjadi bila saja masyarakat kita telah memiliki kemampuan literasi yang mapan. Dengan daya literasi masyarakat yang baik maka sebuah berita yang datang tentu tidak akan dengan mudah dipercaya begitu saja oleh seseorang, namun memungkinkan ia melakukan penelusuran lebih jauh terkait dengan kebenaran berita tersebut. Terlebih saat ini, di tengah pandemi yang melanda bangsa kita, berita hoax bebas berseliweran mencari mangsa. Lagi-lagi mangsanya adalah orang yang miskin literasi. Pentingnya arti literasi bagi masyarakat ini menyadarkan pemerintah untuk melakukan terobosan yang diyakini dapat mengupgrade kemampuan literasi masyarakat dalam semua tingkatan. Digelarlah berbagai kegiatan yang secara langsung ataupun tidak langsung bersentuhan dengan literasi membaca, mulai dari Gerakan Literasi Nasional, Gerakan Literasi Sekolah, Pojok Baca, Duta Baca, Pohon Baca, hingga kewajiban membaca sebuah buku sebelum belajar di kelas dimulai selama 15 menit. Semua kegiatan tersebut salah satunya tersengat oleh kenyataan bahwa berdasarkan data laporan yang dikeluarkan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) melalui Programme for International Student Assessment (PISA) untuk tahun 2018 Indonesia berada di posisi ke-74 dari 79 negara yang disurvei, dan data itu semakin menurun berdasarkan laporan dari organisasi dan program yang sama di tahun 2015, yaitu posisi 64 dari 72 negara. Miris, itu pasti.

Dari enam literasi dasar yang dikenal, maka literasi baca-tulis merupakan salah satu literasi yang boleh dibilang sebagai kegiatan literasi tertua. Ia merupakan kegiatan yang banyak dilakukan oleh masyarakat serta tidak dipisahkan dari kehidupan mereka. Hal itu menandakan bahwa kegiatan membaca, dan juga menulis, merupakan kegiatan yang sangat penting. Mengapa membaca menjadi sangat penting bagi seseorang, dan juga komunitas? Jawabnya, karena dalam membaca maka seseorang setidaknya akan mendapatkan empat hal berikut.

Pertama, menjalankan perintah Allah Tuhan yang Maha Kuasa. Bagi seorang Muslim sudah tentu hal ini bukanlah hal yang mengagetkan, karena wahyu yang pertama kali diturunkan kepada Nabi saw adalah perintah membaca. Iqro bismi robbikal a’la “Bacalah, dengan menyebut nama Tuhanmu yang Mahatinggi” (Q.S.87:1). Dengan demikian, sebenarnya membaca telah mendapatkan legalitas teologis yang sangat tinggi. Dan dengan satu alasan ini saja sebenarnya sudah cukup menjadikan membaca sebagai sesuatu kegiatan wajib.

Kedua, menumbuhkan akal rasional dan menjaga akal keluar nalar. Salah satu perbedaan terbesar antara zaman kemunduran dengan zaman pencerahan terletak pada seberapa besar penggunaan akal rasional oleh masyarakat. Ia menjadi neraca yang memberikan panduan dalam mengambil keputusan dan tindakan. Oleh sebab itu, kemampuan akal rasional hendaklah senantiasa dijaga. Dan salah satu bentuk penjagaan tersebut ialah dengan membaca. Karena membaca memberikan nutrisi bagi akal untuk terus mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam berpikir secara rasional. Di saat begitu banyak tindakan yang di luar nalar lahir dari masyarakat maka kemampuan membaca mutlak harus ditingkatkan. Secara teologis, lagi-lagi al-Qur’an telah banyak menyinggung perihal menjaga dan menggunakan akal rasional, seperti afala ta’qilun “Apakah kamu tidak berpikir’, afala yatadabbarun “Apakah kamu tidak mengambil pelajaran”, ya ulil albab “Wahai orang-orang yang berpikir”.

Ketiga, memandu tindakan mencapai tujuan. Begitu banyak tujuan-tujuan dalam kegiatan masyarakat yang hanya akan tercapai salah satunya dengan kemauan dan kemampuan membaca. Kesadaran akan hal tersebut melahirkan buku-buku resep, buku panduan, buku pedoman, dan buku sejenis yang memandu seseorang dalam mencapai tujuannya. Dengan membaca buku-buku dengan tipologi ini maka bukan saja akan mengarahkan langkah namun juga memastikan ketercapaian tujuan serta cita-cita.

Keempat, membangun peradaban. Salah satu indikator yang disepakati sebagai penentu peradaban adalah indeks membaca masyarakat suatu bangsa. Pada negara-negara yang diakui sebagai negara berperadaban maju tingkat membaca masyarakatnya telah sangat baik. Indikator lain adalah kepemilikan mereka akan buku sebagai bahan bacaan juga demikian tinggi. Kedua indikator tersebut bagi bangsa kita harus diakui masih sangatlah rendah. Maka tidak ada jalan lain, bila kita ingin membangun peradaban bangsa, membaca merupakan salah satu kunci yang utama. Tidak bisa tidak!

Demikian beberapa makna terdalam yang terdapat dalam kegiatan membaca. Bila saja setiap anggota masyarakat Indonesia menyadari dan memahami niscaya mereka akan tahu bahwa membaca ibarat sebuah suluh (pelita) dalam kehidupan, terlebih disaat sekarang ini arus media serta komunikasi demikian deras dan kencang. Ia bisa saja membawa seseorang dengan pusarannya untuk kemudian melemparkannya jauh dari sifat kemanusiaannya. Laksana angin puyuh yang terus berputar untuk kemudian menyambar dan melempar apa saja yang ada didekatnya. Oleh sebabnya, membaca bagi setiap orang dewasa ini ibarat menjaga suluh dihempasan angin puyuh. Meski berat harus tetap dilakukan agar ia tidak padam dan dapat terus menjadi penunjuk jalan. Pada sisi ini, jelas sekali pentingnya membaca dan mengapa orang harus membaca.

Pada sisi lain, kemauan membaca tidak melulu hadir disebabkan kesadaran mereka akan manfaat yang dapat dipetik dari membaca, namun juga diendorse atau didorong (drive) oleh peran negara dalam menghadirkan buku-buku yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Menurut Syarif Bando, sebagaimana dikutip dalam tribunnews.com (22/3/2021) total jumlah bacaan dengan total jumlah penduduk Indonesia memiliki rasio nasional 0,09. Artinya, satu buku ditunggu oleh 90 orang setiap tahun, sehingga Indonesia memiliki tingkat terendah dalam indeks kegemaran membaca. Salah satu solusi yang bisa ditempuh, jelas Syarif, adalah agar para Bupati, Walikota, dan Gubernur bertanggung jawab menuliskan buku-buku yang sesuai dengan lokal konten serta profer dengan kearifan budaya di masing-masing daerah bagi penduduk di daerah itu.

Dengan demikian jelaslah bahwa kemampuan menghayati makna serta arti penting dari sebuah kegiatan yang namanya membaca terjalin secara berkelindan dengan kebijakan dan peran negara dalam menghadirkan bahan bacaan dalam berbagai bentuk dan media. Dengan sinergitas dua entitas tersebut diharapkan masyarakat akan tetap menjaga semangat membaca mereka, laksana menjaga sebuah suluh yang menjadi penerang jalan mengarungi kehidupan.

 

Bekasi, 02 September 2021

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asesmen Akhir Lingkup Materi PPKn BAB I

Asesmen Tengah Semester Ganjil

KUMPULAN MATERI MOOC PPPK 2025